Jakarta - Info Digital Akurat - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, Marthinus Hukom, menerima audiensi dari para siswa Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri Dikreg dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) II, yang dilaksanakan di Ruang Soetomo, Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada Senin (5/5/2025). Pertemuan ini bertujuan untuk membuka wawasan tentang strategi penanggulangan masalah narkoba di Indonesia, serta mempererat kolaborasi antar institusi dalam menangani ancaman yang terus berkembang ini.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, memaparkan berbagai langkah strategis yang telah dan sedang dijalankan oleh BNN dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Ia menegaskan pentingnya pendekatan yang holistik dan sinergi antara berbagai lembaga dalam memerangi narkoba.
Audiensi ini dihadiri oleh 9 orang peserta dari kalangan perwira menengah Polri, yang menunjukkan perhatian besar terhadap pentingnya kerja sama antara aparat penegak hukum dan lembaga terkait dalam penanganan permasalahan narkotika. Para peserta aktif menggali informasi lebih dalam mengenai tantangan operasional BNN, serta berbagai inovasi kebijakan dan upaya rehabilitasi yang telah dilakukan oleh lembaga tersebut.
Marthinus Hukom dalam penjelasannya juga menyoroti pentingnya peran strategis Polri dalam mendukung kebijakan nasional terkait penanganan peredaran narkotika. Ia menjelaskan bahwa sinergi antar lembaga negara sangat krusial untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pemberantasan narkoba. "Pencegahan dan pemberantasan narkoba bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Semua pihak, mulai dari pemerintah, penegak hukum, hingga masyarakat, harus terlibat secara aktif," ujarnya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa tantangan dalam penanganan narkoba sangat kompleks dan tidak bisa diselesaikan dengan cara yang parsial. Diperlukan pendekatan yang komprehensif, mencakup aspek pencegahan, penyelidikan, hingga rehabilitasi. "Kami mengedepankan kolaborasi lintas sektor, karena untuk menangani permasalahan narkotika, tidak hanya pendekatan hukum yang diperlukan, tetapi juga program pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi yang efektif," tambahnya.
Para peserta audiensi juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai masalah narkotika di Indonesia, termasuk bagaimana memperbaiki sistem rehabilitasi bagi pecandu narkoba serta meningkatkan kesadaran di kalangan generasi muda mengenai bahaya narkoba. Diskusi ini diharapkan dapat memperkaya wawasan para siswa Sespimti Polri mengenai bagaimana menjadi pemimpin yang mampu mengatasi isu-isu luar biasa di tingkat nasional.
Marthinus Hukom mengingatkan para peserta bahwa dalam menghadapi berbagai masalah yang semakin kompleks di dunia ini, dibutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya pragmatis, tetapi juga idealis. "Kita memerlukan pemimpin dengan integritas yang tinggi, yang mampu mengembalikan kepercayaan publik dan menjaga keutuhan bangsa ini, terutama dalam menghadapi tantangan narkotika yang semakin membahayakan masa depan bangsa," pungkasnya.
Pertemuan ini diakhiri dengan harapan kuat dari BNN RI agar para peserta Sespimti Polri dapat membawa ilmu yang didapat untuk diterapkan dalam menjalankan tugas di lapangan. Di sisi lain, BNN juga berharap agar sinergi antara BNN dan Polri semakin terjalin erat demi membangun Indonesia yang bebas dari penyalahgunaan narkoba. (K077A)