Ambon - Info Digital Akurat - Di tengah kegiatan pengarahan Presiden Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto untuk para siswa Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch 3 Tahun 2025 yang berlangsung secara virtual dari Shalter Helly Rindam XV/Pattimura, sebuah momen tak terlupakan terjadi. Saat salah satu siswa membawakan lagu daerah karya Naruwe berjudul Mama Pung Sombayang, suasana yang semula tenang berubah menjadi penuh haru dan linangan air mata.
Lagu itu bukan sekadar alunan nada. Ia adalah cerita, doa, dan cinta tanpa syarat dari seorang ibu kepada anaknya. Dalam setiap liriknya tersimpan pengorbanan diam yang tak pernah ditagih balasan. Betapa banyak ibu yang diam-diam menahan lapar agar anaknya bisa bersekolah. Betapa banyak doa yang terucap lirih setiap malam, agar anaknya kuat di tanah rantau dan tak kehilangan arah.
Para siswa yang hadir pun hanyut dalam rasa. Lagu itu memanggil ingatan mereka tentang rumah, tentang pelukan hangat seorang ibu yang mereka tinggalkan demi tugas besar sebagai penggerak pembangunan. Tidak sedikit yang menunduk, menyeka mata yang basah, menyimpan diam-diam rindu yang tak sempat terucap.
Momen itu menjadi pengingat bahwa di balik langkah tegap setiap anak bangsa, ada punggung renta yang tak pernah meminta, namun selalu memberi. Seorang ibu mungkin tak pernah mengerti kata “kebijakan” atau “visi pembangunan”, tapi cintanya cukup menjadi bahan bakar paling tulus bagi perubahan yang besar.
Lagu Mama Pung Sombayang tak hanya terdengar di tempat itu. Ia mengalir jauh ke dalam hati, menembus batas-batas virtual, dan menyatu dengan semangat para siswa SPPI. Dalam bait-baitnya, tersimpan satu kebenaran sederhana, negeri ini dibangun bukan hanya oleh akal dan kekuatan, tapi oleh kasih sayang yang tumbuh dari rahim seorang ibu. (K077A)