Jakarta - Info Digital Akurat - Pemberantasan narkoba tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan memerlukan strategi menyeluruh dan berkelanjutan. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Marthinus Hukom, dalam kuliah umum yang disampaikannya kepada 110 peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan LXVIII dari Lemhannas secara hybrid, langsung dari ruang kerjanya di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur. Senin (7/7/2025).
Dalam penyampaiannya, Kepala BNN RI menekankan bahwa pendekatan rehabilitatif merupakan pilar penting dalam penanganan penyalahgunaan narkoba. Ia menyatakan bahwa mereka yang terjerumus sebagai penyalahguna tidak seharusnya dikriminalisasi, melainkan perlu didampingi secara medis, psikologis, dan sosial agar dapat kembali pulih dan produktif di tengah masyarakat.
Kepala BNN RI juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia sebagai negara kepulauan. Garis pantai yang panjang serta keberadaan pelabuhan tidak resmi dimanfaatkan oleh sindikat narkotika internasional sebagai jalur penyelundupan. Untuk itu, BNN terus mendorong penguatan ketahanan masyarakat di wilayah pesisir dan perbatasan sebagai garis pertahanan pertama dalam mencegah peredaran narkoba.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) harus dijalankan dengan sinergi lintas sektor. Keterlibatan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pemerintah desa, dan elemen masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan program ini secara efektif.
Kepala BNN RI menutup paparannya dengan menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia melawan narkoba sangat ditentukan oleh kolaborasi semua pemangku kepentingan. Ia berharap seluruh wilayah di Indonesia mampu membangun daya tangkal terhadap ancaman narkoba dan bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat, aman, serta bebas dari narkoba, menuju cita-cita besar Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba). (K077A)
.png)