SBB - Info Digital Akurat - Di balik sunyi dan tenangnya Negeri Nuruwe, tersembunyi kisah perjuangan panjang yang jarang terdengar ke permukaan. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Nuruwe, Bapak Simon Matital, Pemerintah Negeri Nuruwe berhasil mengubah impian besar warganya menjadi kenyataan: kehadiran SMA Negeri 31 Seram Bagian Barat yang telah mendapat persetujuan resmi dari Pemerintah Provinsi Maluku. Negeri kecil di kawasan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) ini kini bersiap menyambut Sekolah Menengah Atas (SMA) pertama yang akan berdiri di tanah mereka sendiri, sebuah kemajuan monumental yang telah lama dinantikan dan diperjuangkan.
Perjuangan itu bukanlah proses singkat. Pemerintah Desa Nuruwe berjuang tanpa lelah, dengan keyakinan bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak. Mereka sangat memahami betapa sulitnya akses pendidikan di Desa mereka, banyak anak-anak harus berjalan jauh ke desa tetangga, bahkan tak sedikit yang terpaksa berhenti sekolah karena keterbatasan sarana. Realitas inilah yang menjadi pendorong bagi pemerintah negeri untuk bertindak, menyuarakan harapan dari pelosok hingga didengar oleh para pemegang kebijakan di tingkat provinsi.
Kepala Desa Nuruwe, Bapak Simon Matital menjadi ujung tombak dari perjuangan ini. Dengan komitmen yang kokoh dan doa yang tak pernah putus, beliau membawa suara rakyat Nuruwe ke hadapan Pemerintah Provinsi Maluku. Dukungan dari Staf, Ketua dan Anggota BPD, para tua-tua adat, tokoh masyarakat, serta kekompakan warga, menjadi bahan bakar semangat yang tidak pernah padam. Dan akhirnya, di bawah kepemimpinan Gubernur Maluku, Bapak Hendrik Lewerissa, izin pendirian SMA Negeri 31 Seram Bagian Barat secara resmi diberikan.
Tak hanya itu, PEMDA Kabupaten Seram Bagian Barat juga turut mencatatkan peran penting dalam kemajuan pendidikan di wilayah ini. Sebelumnya, mereka telah mewujudkan pembangunan SMP Negeri 3 Kairatu Barat, yang kini telah beroperasi dengan baik dan menjadi pijakan awal pendidikan menengah di wilayah tersebut. Kini, izin operasional dan proses pembangunan SMA Negeri 31 Seram Barat di Desa Nuruwe Lumabotoi juga sudah berada pada tahap final. Ini adalah bukti bahwa sinergi antara pemerintah desa, kabupaten, dan provinsi dapat menghasilkan perubahan besar yang nyata bagi generasi muda di Desa Nuruwe.
“Perjuangan ini bukan untuk saya, tetapi untuk anak cucu kami di Nuruwe. Kami tidak ingin lagi melihat anak-anak berhenti sekolah karena harus berjalan jauh atau tak mampu membayar biaya transportasi. Dengan hadirnya SMA di negeri ini, kami telah membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah,” ungkap Kepala Desa Nuruwe, Bapak Simon Matital, dengan suara penuh haru.
“Saya atas nama seluruh masyarakat Desa Nuruwe menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Maluku Bapak Hendrik Lewerissa, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, PEMDA SBB, dan semua pihak yang telah ikut membantu dan peduli terhadap kemajuan pendidikan di negeri kami. Ini bukan hanya pembangunan fisik, ini adalah pembangunan manusia dan peradaban,” tambahnya penuh semangat.
Sebagai bentuk rasa syukur yang mendalam, Pemerintah Desa, Staf, Ketua dan Anggota BPD, para tokoh adat, RT, Linmas dan seluruh masyarakat mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu proses panjang ini. Bagi mereka, keputusan Gubernur Maluku bukan hanya soal administratif, tetapi juga soal keberpihakan terhadap daerah-daerah terpencil yang selama ini merindukan perhatian dan keadilan pembangunan.
Perjuangan Pemerintah Desa Nuruwe ini akan dikenang sebagai tonggak perubahan. Di bawah pimpinan Kepala Desa Simon Matital, negeri kecil ini telah menunjukkan bahwa dengan semangat, doa, dan kerja bersama, keterbatasan bukanlah penghalang untuk bermimpi. Kini, Desa Nuruwe tak lagi hanya dikenal karena adat dan tradisinya, tetapi juga karena keberaniannya memperjuangkan hak pendidikan bagi anak-anaknya. Sebuah kisah nyata tentang cinta pada negeri dan tekad untuk tidak menyerah demi masa depan. (K077A)